Nyanyian rakyat (Folksong) adalah
salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar
secara lisan di antara masyarakat tertentu
dan berbentuk tradisional serta banyak memiliki variasi. Nyanyian rakyat
lebih luas dan cepat beredar dikalangan masyarakat karena banyak digemari, baik
oleh kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua. Nyanyian rakyat biasanya
dinyanyikan untuk mengiringi kegiatan sehari-hari seperti bermain, bekerja, dan
saat santai. Nyanyian rakyat memiliki perbedaan dengan nyanyian lainnya,
seperti pop atau klasik. Hal ini karena sifat dari nyanyian rakyat yang mudah
dapat berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Sifat kaku ini tidak dimiliki
oleh bentuk nyanyian lainnya. Fungsi dari nyanyian rakyat adalah rekreatif,
yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari
kesukaran hidup sehingga dapat menjadi pelipur lara.
Membahas tentang nyanyian rakyat,
kali ini saya akan menerjemahkan salah satu nyanyian rakyat yang berasal dari
Pulau Jawa. Saya akan menerjemahkan lirik lagu Lir Ilir yang di ciptakan dan di
gunakan oleh Sunan Kalijaga untuk mendakwah menyebarkan agama islam di Pulau
Jawa. Berikut ini adalah lirik dari lagu Lir Ilir beserta terjemahannya:
Lir Ilir
Lir-ilir,
lir-ilir
Tandure
wis sumilir
Tak
ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah
angon, cah angon, penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu
yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro
kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono
jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung
padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo
surako... surak iyo...
[Terjemahan]
Bangunlah
Bangunlah,
bangunlah
Tanaman
sudah bersemi
Demikian
menghijau bagaikan pengantin baru
Anak
gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu
Biar
licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaiannmu
Pakaianmu,
pakaianmy terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah,
benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung
bulan bersinar, mumpung banyak waktu luang
Ayo
bersoraklah dengan sorakan iya
Lagu ini memiliki makna yang mendalam
dan makna khusus karena lagu ini bukan lagu biasa. Jika kita dapat memakainya
secara mendalam, lagu ini sebagai inspirasi kacamata kehidupan kita. Lagu karya
Sunan Kalijaga ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yag indah.
Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University
terkagum-kagum dengan lagu ini, beliau sering memainkannya.
Hijau sebagai simbol agama islam,
kemunculannya menarik ibarat pengantin baru. Pemimpin yang mengembala rakyat
kenalah islam sebagai agamamu. Ia ibarat belimbing dengan lima sisi sebagai
lima rukun islam. Meskipun sulit dan banyak rintangan, sebarkanlah ke
masyarakat dan anutlah. Guna untuk mensucikan diri dari segala dosa dan
mensucikan aqidah. Terapkanlah islam secara kaffah sampai ke rakyat kecil.
Perbaikilah apa yang telah menyimpang dari ajaran islam untuk dirimu dan orang
lain guna bekal kamu di akhirat kelak. Mumpung masih hidup dan selagi masih
diberikan kesempatan untuk bertobat. Dan berbahagialah, semoga selalu dirahmati
Allah SWT.
Di era 90-an, lagu ini di
populerkan kembali oleh Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) dengan arasemen musik Kyai Kanjeng.
Dalam bebagai literatur sejarah, lagu ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang
mengandung pesan atau makna tentang asal-usul dan tujuan hidup. Memberikan rasa
optimis kepada orang yang melakukan amal kebaikan demi hari akhir, karena
kesempatan di dunia harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan.
Jadi, lagu Lir Ilir secara garis
besar bermakna ajakan, seruan, mobilisasi bagi para juru dakwah yang dilakukan
oleh Sunan Kalijaga untuk mengembangkan nilai-nilai Islam di bumi Nusantara. Sunan
Kalijaga juga mengingatkan kepada kita bahwa perbuatan baik dan amalan
menempati peranan penting seperti lima rukun islam sebagai bekal yag menentukan
keselamatan seseorang yang harus dibawa dan dipertanggungjawabkan saat mereka
mengalami kematian kelak.
Sumber
:
Dr.
Purwardi. 2003. Sejarah sunan Kalijaga
Sintesis Ajaran Wali Sanga Vs Syeh Siti. Yogyakarta: Jenar, Persada.
Sofan,
Ridin. 2004. Islamisasi di Jawa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
0 komentar:
Posting Komentar